Hampir semua wanita pernah punya masalah dengan infeksi jamur di vagina. Apa yang harus dilakukan ketika mengalaminya?
"Infeksi jamur termasuk umum dialami wanita karena jamur hidup di kulit dan sekitar vagina," kata Melissa Goist, MD, ahli kebidanan dari Ohio State University Wexner Medical Center. Ketika terjadi gangguan keseimbangan alami bakteri baik di vagina, jamur Candida tumbuh berlebihan. Saat itulah terjadi sensasi gatal dan panas yang mengganggu.
Berikut ini fakta mengenai infeksi jamur yang perlu diketahui wanita.
1. Gejalanya mirip penyakit lain
Sebuah studi menemukan setidaknya 11 persen wanita yang belum pernah mengalami infeksi jamur dapat mengenali gejala-gejalanya. Sementara riset lain menemukan wanita yang mengira dirinya terkena infeksi ternyata hanya sepertiga yang benar-benar mengalaminya.
Mengapa demikian? Karena ada kesamaan dengan gejala penyakit lain. Bila mengalami infeksi jamur, Anda mungkin mengalami rasa terbakar, gatal, sakit ketika berhubungan seks dan mengeluarkan cairan putih tak berbau yang kental.
Namun ketika cairan itu berbau, gejala itu bisa jadi penyakit bakterial vaginosis (BV) dan bila terjadi hanya terbakar dan panas ketika buang air kecil, gejala itu berarti infeksi saluran kencing.
2. Pertama mengalaminya? Konsultasilah dengan dokter
"Ketika pertama mengalami gejala infeksi jamur, segeralah berkonsultasi ke dokter karena bila ternyata gejala itu bukan infeksi jamur, mengobati sendiri dapat menjadikan radang memburuk," kata Dr. Goist.
Seorang dokter akan membantu mengatasi masalah dengan memberi resep untuk mengatasi jamur berupa obat antijamur dan salep pengurang radang. Setelah itu, Anda akan diberi tahu apa yang harus dihindari agar si jamur tak kambuh lagi.
3. Tak perlu produk untuk mencegahnya
Ahli kebidanan menyebut vagina seperti "oven yang membersihkan diri sendiri". Itu karena vagina tidak memerlukan cairan pembersih, parfum atau aneka produk lain untuk membersihkan dirinya. "Bukannya membantu mencegah infeksi jamur, produk pembersih justru menyebabkan ketidakseimbangan bakteri baik di vagina yang membuat Anda jadi rentan terkena infeksi jamur," katanya.
4. Hal yang dilakukan bila terjadi infeksi setelah berhubungan seks
Infeksi jamur secara teknis bukanlah infeksi menular seksual. Tetapi hubungan seks dapat mengganggu keseimbangan bakteri di vagina dan menaikkan risiko pertumbuhan berlebihan jamur. Dokter menyarankan bila terkena infeksi jamur setelah berhubungan seks, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mencari potensi penularan penyakit menular seksual.
5. Mengenai baju basah
Mungkin Anda sering mendengar baju basah adalah sumber malapetaka. Dokter sering menyarankan untuk mengganti baju basah atau berkeringat karena jamur hidup nyaman di lingkungan hangat dan basah. Memang benar.
Hal ini menjadi sangat penting bagi wanita yang sering terkena infeksi dibandingkan dengan populasi umum. "Kecuali Anda tahu rentan terkena infeksi jamur, Anda tak perlu sering ganti baju," kata Dr. Goist.
6. Mengganti pil kontrasepsi membuat Anda jadi rentan
Sesuatu yang mengubah kadar hormon, seperti mengganti pil kontrasepsi hormonal baru (yang menaikkan kadar estrogen) atau mengalami stres tinggi (mengalami kortisol tinggi) adalah faktor risiko terkena infeksi jamur pula.
Hal yang perlu diwaspadai juga adalah minum antibiotika yang membunuh bakteri sehat di vagina dan membuat jamur hidup subur. Juga memiliki kadar gula darah tak terkontrol bila memiliki penyakit diabetes tipe 2 (gula darah tinggi adalah makanan lezat buat jamur).
"Infeksi jamur termasuk umum dialami wanita karena jamur hidup di kulit dan sekitar vagina," kata Melissa Goist, MD, ahli kebidanan dari Ohio State University Wexner Medical Center. Ketika terjadi gangguan keseimbangan alami bakteri baik di vagina, jamur Candida tumbuh berlebihan. Saat itulah terjadi sensasi gatal dan panas yang mengganggu.
Berikut ini fakta mengenai infeksi jamur yang perlu diketahui wanita.
1. Gejalanya mirip penyakit lain
Sebuah studi menemukan setidaknya 11 persen wanita yang belum pernah mengalami infeksi jamur dapat mengenali gejala-gejalanya. Sementara riset lain menemukan wanita yang mengira dirinya terkena infeksi ternyata hanya sepertiga yang benar-benar mengalaminya.
Mengapa demikian? Karena ada kesamaan dengan gejala penyakit lain. Bila mengalami infeksi jamur, Anda mungkin mengalami rasa terbakar, gatal, sakit ketika berhubungan seks dan mengeluarkan cairan putih tak berbau yang kental.
Namun ketika cairan itu berbau, gejala itu bisa jadi penyakit bakterial vaginosis (BV) dan bila terjadi hanya terbakar dan panas ketika buang air kecil, gejala itu berarti infeksi saluran kencing.
2. Pertama mengalaminya? Konsultasilah dengan dokter
"Ketika pertama mengalami gejala infeksi jamur, segeralah berkonsultasi ke dokter karena bila ternyata gejala itu bukan infeksi jamur, mengobati sendiri dapat menjadikan radang memburuk," kata Dr. Goist.
Seorang dokter akan membantu mengatasi masalah dengan memberi resep untuk mengatasi jamur berupa obat antijamur dan salep pengurang radang. Setelah itu, Anda akan diberi tahu apa yang harus dihindari agar si jamur tak kambuh lagi.
3. Tak perlu produk untuk mencegahnya
Ahli kebidanan menyebut vagina seperti "oven yang membersihkan diri sendiri". Itu karena vagina tidak memerlukan cairan pembersih, parfum atau aneka produk lain untuk membersihkan dirinya. "Bukannya membantu mencegah infeksi jamur, produk pembersih justru menyebabkan ketidakseimbangan bakteri baik di vagina yang membuat Anda jadi rentan terkena infeksi jamur," katanya.
4. Hal yang dilakukan bila terjadi infeksi setelah berhubungan seks
Infeksi jamur secara teknis bukanlah infeksi menular seksual. Tetapi hubungan seks dapat mengganggu keseimbangan bakteri di vagina dan menaikkan risiko pertumbuhan berlebihan jamur. Dokter menyarankan bila terkena infeksi jamur setelah berhubungan seks, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mencari potensi penularan penyakit menular seksual.
5. Mengenai baju basah
Mungkin Anda sering mendengar baju basah adalah sumber malapetaka. Dokter sering menyarankan untuk mengganti baju basah atau berkeringat karena jamur hidup nyaman di lingkungan hangat dan basah. Memang benar.
Hal ini menjadi sangat penting bagi wanita yang sering terkena infeksi dibandingkan dengan populasi umum. "Kecuali Anda tahu rentan terkena infeksi jamur, Anda tak perlu sering ganti baju," kata Dr. Goist.
6. Mengganti pil kontrasepsi membuat Anda jadi rentan
Sesuatu yang mengubah kadar hormon, seperti mengganti pil kontrasepsi hormonal baru (yang menaikkan kadar estrogen) atau mengalami stres tinggi (mengalami kortisol tinggi) adalah faktor risiko terkena infeksi jamur pula.
Hal yang perlu diwaspadai juga adalah minum antibiotika yang membunuh bakteri sehat di vagina dan membuat jamur hidup subur. Juga memiliki kadar gula darah tak terkontrol bila memiliki penyakit diabetes tipe 2 (gula darah tinggi adalah makanan lezat buat jamur).
0 komentar
Post a Comment